Rabu, 10 Maret 2021

Ini Cerita Pertemuan Penyuluh Produk Halal yang Kaya Manfaat

PURBALINGGA - Seperti biasa Penyuluh Agama Islam (PAI) bidang Jaminan Produk Halal (JPH) se Kabupaten Purbalingga, Jawa tengah mengadakan pertemuan rutin yang digelar setiap dua bulan sekali.

Pertemuan kedua selama masa pandemi Covid-19 dilaksanakan di rumah Ahmad Mufaqih di Desa Kradenan, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Rabu (10/3/2021).

Hadir, Kasi Garazawa Kankemenag Purbalingga Sarif Hidayat, S.Ag, M.S.I.  Kemudian Sri Mulyati, S.Ag. selaku Penyuluh Fungsional pendamping bidang JPH dan Ketua Penyuluh bidang JPH Samiin.

Sharing materi mengawali bahan diskusi yang diisi oleh Ketua bidang JPH, Samiin. Dilanjutkan dengan pembinaan oleh kasi Garazawa dan Penyuluh Fungsional selaku pendamping, dengan demikian suasana acara semakin hangat dan kaya manfaat.

Samiin dalam sambutannya dan kajian materi seputar perkara halal, syubhat dan haram. Menurutnya ketiga perkara tersebut memiliki dampak tersendiri. Perkara halal akan memberi ketenangan hati, perkara syubhat akan menggelapkan hati dan perkara haram akan membuat hati mati.

Usai kajian, selanjutnya diisi oleh Imam Edi Siswanto dengan materi pandangan tentang pentingnya menulis dan berliterasi digital. Untuk itu, ia mengajak kepada seluruh PAI di Kabupaten Purbalingga agar bias mengenal, menyukai dan sukur mewarnai dunia digital dalam berdakwah.

Sebagai bukti bahwa PAI bidang JPH serius menyikapi tantangan dan peluang tersebut, maka diahir acara pertemuan langsung megadakan pelatihan dan menyusun berita dan artikel untuk dipublish di blog masing-masing.

Berikutnya saat pembinaan yang diisi oleh Sarif Hidayat dan Sri Mulyati setidaknya ada tiga antara lain.

1. Prosedur pengajuan Sertifikat halal
Sri Mulyati mengimbau kepada penyuluh bidang JPH untuk memahami betul prosedurnya. Hal ini bertujuan agar kelak bisa membantu pendampingan kepada masyarakat pemilik usaha yang ingin mengajukan sertifikat halal.

Kasi GaraZawa menegaskan bahwa permohonan sertifikat halal itu gratis dan ada pendampingan dari Satgas di Kankemenag untuk para pemilik usaha. Penyuluh diharapkan menyosialisasikan ini kepada masyarakat.

2. Zona Integritas (ZI)
Dalam rangka menyukseskan ZI, penyuluh selain menguasai tupoksi juga diharapkan ikut serta membantu pelayanan KUA dengan pelayanan sebaik mungkin. Sehingga tamu merasa nyaman dan tidak kesulitan.

Sri Mulyati juga mengimbau penyuluh untuk  membantu menyosialisasikan terkait biaya nikah di luar KUA kepada masyarakat agar tidak ada kesalahpahaman.

Sementara, Kasi Gara Zawa menambahkan pelayanan terhadap tamu difabel juga perlu diperhatikan.

3.  Literasi digital
Nah, hal yang menambah menarik dari pertemuan kali ini adalah ada sesi belajar literasi digital bersama Imam Edi Siswanto (IES).

IES dalam sambutannya menyampaikan bahwa penyuluh saat ini harus menguasai media sosial dan banyak-banyak berliterasi.

Tanpa basa-basi rekan-rekan penyuluh bidang JPH langsung belajar bersama membuat berita. Dijelaskan oleh IES, bahwa untuk membuat suatu berita harus mengandung unsur 5W + 1H, topiknya menarik, tidak typo dan tidak bertele-tele isi narasinya.

Demikian, menurut saya jumpa rutin kali ini penuh manfaat dan seru. Sharing materi seputar JPH menambah ilmu.

Pembinaan menjadikan para penyuluh semakin semangat meng upgrade kualitas diri sehingga bisa menjalankan tupoksi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik.

Belajar literasi digital membuat penyuluh ngeli (ngeli;  bahasa Jawa yang artinya mengikuti aliran air tetapi tidak hanyut terseret arus) dengan perkembangan zaman saat ini. Dan penyuluh diharapkan lebih kekinian dengan jangkauan kepenyuluhan yang lebih luas.

Penulis : Sholihah Juliana / PAI Bidang JPH
Editor : IES


Sabtu, 12 Desember 2020

BERBAGI BAHAGIA MELALUI PENGGALANGAN DANA BENCANA KAB. PURBALINGGA

BERBAGI BAHAGIA MELALUI PENGGALANGAN DANA BENCANA

KAB. PURBALINGGA

Melihat cuaca Purbalingga akhir-akhir ini yang tergolong ekstrim karena curah hujan yang tinggi, berita bencana pun silih bermunculan menghampiri beranda sosial media. Diantaranya adalah yang terjadi di desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga. Dilansir dari tumanggaldesa.id, tercatat adanya bencana tanah bergerak yang melanda Dusun Pagersari desa Tumanggal pada 03 Desember 2020 mengakibatkan 36 rumah rusak dan 165 Kepala Keluarga mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Mengetahui kejadian ini, warga desa Bodaskarangjati Kecamatan Rembang merasa tergugah untuk ikut berbagi meringankan beban mereka yang terdampak bencana. Maka dari itu, LAZISMU desa Bodaskarangjati bersama TPQ Baitul ‘Ilmi berinisiatif mengadakan penggalangan dana bencana.

Penggalangan dana dilaksanakan dengan mengerahkan TPQ Baitul ‘Ilmi se Bodaskarangjati yang berjumlah 11 TPQ. Waktu pelaksanaan dilakukan serempak pada Jum’at  (12/12/2020) ba’da Ashar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan 3M. Tiap TPQ mengajak para santri untuk ikut berpartisipasi menggalang dana dengan didampingi oleh pembimbing TPQ masing-masing. Lokasi penggalangan dana dibagi berdasarkan lingkungan masing-masing TPQ.

Saat pelaksanaan, terlihat para santri TPQ begitu bersemangat. Mereka datang tepat waktu dan berebut kotak penggalangan dana. Sebelum berkeliling santri memulai donasi dengan mengisi kotak. Dari kegiatan ini para santri berlatih banyak hal diantaranya

1.   Berbagi sejak dini

Dengan adanya penggalangan dana, para santri menjadi tahu bahwa ternyata ada lho teman-teman di luar sana yang sedang membutuhkan bantuan.

2.  Mengajak kepada kebaikan

Para santri tak hanya belajar berbagi tapi juga belajar mengajak orang lain untuk berbagi.

3.  Kebersamaan

Saling membantu dengan bergantian tugas membawa kotak donasi.

4.  Memahami adab saat bertamu

Para santri berlatih mengucap salam ketika berkunjung ke rumah warga sebagai tanda kesopanan.

5. Menghargai pemberian orang lain dengan mengucap terima kasih kepada yang telah berdonasi.

Kegiatan yang singkat ini ternyata bisa membuat adik-adik santri TPQ Baitul ‘Ilmi belajar banyak hal positif. Selain itu ada hal yang tak kalah indahnya dari penggalangan dana ini yakni baik para santri maupun pembimbing merasa ada kebahagiaan tersendiri bisa menjadi bagian dari kegiatan ini.

Seperti tanaman tiba urip yang sebagian besar orang menyebutnya cocor bebek. Tanaman ini mematahkan daunnya kemudian jatuh dan tumbuh tanaman baru.

Dari tanaman ini kita bisa mengambil pelajaran seputar kehidupan bahwa menikmati hidup sendiri bukanlah kebahagiaan yang sesungguhnya karena kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa bermanfaat bagi orang di sekitar kita.

 

SELAMAT MENEBAR KEBAIKAN, SEMANGAT BERBAGI BAHAGIA.

SALAM UKHUWAH....!

Penulis : Sholihah Juliana 

JENIS-JENIS MAKANAN HALAL